Puluhan Ton Ikan Karamba di Waduk Kedung Ombo Mendadak Mati
PASTIJP - Puluhan ton ikan milik petani karamba di Waduk Kedung Ombo (WKO) Sragen mati mendadak. Bukan kali ini saja, peristiwa serupa terjadi disetiap pergantian musim setiap tahunnya.
Kerugian hingga ratusan juta rupiah dialami para petani, karena mereka tak bisa mengantisipasi fenomena aneh tersebut. Sejumlah petani yang ditemui wartawan sering menyebut fenomena aneh tersebut dengan istilah 'upwelling'.
Upwelling adalah adanya perubahan suhu yang terjadi secara cepat di bawah air dengan suhu di permukaan. Fenomena ini sudah menyerang ikan-ikan karamba selama sepekan terakhir. Para petani hanya bisa memantau kondisi waduk agar bisa melakukan langkah cepat jika serangan itu datang.
"Kami terus memantau kondisi di karamba bersama petani lain. Sudah seminggu ini ikan-ikan kami mati mendadak," ujar Sajimin, salah satu petani di Dusun Boyolayar RT 26, Desa Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, saat ditemui wartawan, Senin (1/7).
Fenomena tersebut, jelas Sajimin, terjadi saat air dari dasar waduk yang berwarna putih, tiba-tiba naik ke permukaan. Tak hanya air, bakteri dan limbah pakan ikan yang ada di dasar air ikut naik ke permukaan. Saat itulah ikan milik petani tiba-tiba mati teracuni.
"Sebenarnya bisa saja kami menggeser karamba ke tempat lain sebelum upwelling menyerang. Tapi cara ini butuh perhatian ekstra dari petani," keluhnya.
"Kami kesulitan kalau harus menggeser karamba ke lokasi lain. Kita butuh dua hingga tiga perahu, padahal petani biasanya memiliki satu perhutani," kata Sunardi, petani lainnya.
Sebagai antisipasi agar tak terlalu merugi, para petani harus lebih jeli melihat kondisi. Jika sudah ada tanda-tanda air keruh naik, karamba harus segera digeser pakai perahu.
"Tapi ini butuh biaya dan perahu berjumlah dua sampai tiga," ucap Sunardi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen, Muhamad Djazairi, mengimbau agar petani mematuhi aturan batas maksimal lahan perikanan. Apalagi, di waduk itu ada kapasitas maksimalnya.
"Yang mengatur Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Kalau ikannya terlalu banyak, ada limbah pakan yang berlebih, sehingga saat air naik akan meracuni ikan," jelasnya.
Untuk penanganan darurat, pihaknya meminta agar para petani memindahkan karamba ke tempat yang lebih aman.
Post a Comment