Header Ads

test

Zahran Adalah Otak Utama Bom Paskah Di Sri Lanka 'Terusir' Sejak Kecil Masa Lalunya

Zahran Adalah Otak Utama Bom Paskah Di Sri Lanka 'Merasa Terbelakangi ' Sejak Kecil Masa Lalunya


Zahran, adalah otak Utama Bom Paskah di Sri Lanka 'Terusir' sejak kecil masa lalunya
Colombo - Mohamed Hashim Mohamed Zahran tengah menjadi sorotan karena disebut sebagai dalang utama rentetan bom Paskah di Sri Lanka yang menewaskan 253 orang. Sosok Zahran diketahui sempat terusir dan dikuclikan sejak kecil karena pandangannya yang dianggap terlalu radikal.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (294/2019), semasa kecil, Zahran bersama empat saudara laki-laki juga saudara perempuannya tinggal di sebuah rumah dua kamar yang sempit bersama orangtua mereka di Kattankudy, kota kecil tepi pantai di Sri Lanka bagian timur. Ayahnya sangat miskin dan bekerja menjual makanan di jalanan. 

Sang ayah juga punya reputasi buruk sebagai pencuri. "Ayahnya tidak berbuat banyak," sebut Wakil Kepala Madrasah Jamiathul Falah Arabic College, SM Aliyar. 
Zahran berusia 12 tahun saat mulai belajar di madrasah tersebut. Dia mengejutkan gurunya dengan kecerdasannya. Dalam tiga tahun, Zahran khatam Alquran. Dia kemudian belajar hukum Islam. Namun semakin dalam dia belajar, Zahran semakin berani mendebat gurunya dengan menyebut sang guru terlalu liberal saat mengajar bacaan Alquran.

"Dia (Zahran) melawan ajaran kami dan cara kami menginterpretasikan Alquran -- dia menginginkan Islam radikal. Jadi kami mengeluarkannya," tutur Aliyar. 

Baca juga: Siapakah Zahran Hashim, Terduga Dalang Utama Bom Sri Lanka?

Aliyar yang kini berusia 73 tahun, masih ingat momen saat Zahran keluar dari madrasah itu. "Ayahnya datang dan bertanya, 'Ke mana dia bisa pergi?'" ucapnya.

Beranjak dewasa, Zahran disebut memicu banyak kontroversi di dalam komunitas muslim setempat. Saat era internet muncul, Zahran mulai merilis video-video secara online yang isinya menyerukan jihad dan mengancam pertumpahan darah.

Sebelum itu, tepatnya tahun 2006, Zahran bergabung dengan sebuah masjid lokal bernama Masjid Dharul Athar dan berhasil menjadi anggota dewan masjid. Namun dalam waktu tiga tahun, terjadi cekcok antara Zahran dengan anggota dewan masjid lainnya.

"Dia ingin bicara lebih independen, tanpa mendengarkan nasihat para tetua," ungkap Imam Masjid Dharul Athar, MTM Fawaz. 

Fawaz menyebut Zahran lebih konservatif daripada yang lain. Hal itu terlihat, menurut Fawaz, saat Zahran melarang wanita memakai gelang dan anting. "Kami semua bersama-sama sebagai pemimpin komunitas, tapi Zahran ingin bicara untuk dirinya sendiri. Dia black sheep yang lepas," sebut Fawaz. Black sheep merupakan sebutan untuk anggota kelompok yang dianggap sebagai aib.Mohamed Yusuf Mohamed Thaufeek, teman satu madrasah Zahran yang sempat menjadi pengikutnya, menyebut masalah yang menyelimuti Zahran adalah kebiasaannya salah mengutip ayat Alquran. Dewan masjid setempat melarang Zahran untuk memberi ceramah selama tiga bulan pada tahun 2009 lalu. Dia pun keluar dari masjid tersebut. 

"Kami memperlakukannya seperti anak manja, orang yang berpikiran sangat sempit yang selalu membuat masalah," ujar dewan komisi masjid, Mohamed Ismail Mohamed Naushad, mengingat kejadiaan saat itu. 

Zahran yang sendirian pun mulai mengumpulkan pengikut. Pada usia 23 tahun, Zahran menikahi seorang remaja putri dari sebuah kota kecil di luar Colombo. Dia membawa istrinya pulang ke Kattankudy. "Saya tidak begitu mengenalnya (istri Zahran) -- dia berusia 14 tahun," sebut Mathaniya, saudara perempuan Zahran.

Meskipun keras dan kasar, menurut Tahufeek, Zahran jago berceramah dan pandai menarik perhatian orang-orang saat memberikan ceramah atau mengajar Alquran. Dia kerap bepergian ke pinggiran Sri Lanka untuk menyebarkan ajaran Islam menurut interpretasinya. 
Tahun 2012, Zahran mendirikan masjid sendiri. Zahran juga menjadikan populasi Sufi di sekitar Kattankudy sebagai target ceramah radikalnya. Bagi kalangan konservatif, aliran Sufi disebut mistik. Laporan sempat disampaikan kepada polisi setempat dan kantor pemerintah nasional. Namun tidak ada tindakan yang diambil. Bekas pejabat Kepolisian Kattankudy, Ariyabandhu Wedagedara, mengaku saat itu dirinya tidak bisa langsung menangkap orang karena perbedaan paham agama.

Setelah itu, Zahran mulai menggunakan internet sebagai media ceramahnya. Seringkali dia mengecam Sufi sebagai 'kafir'. Saudara perempuan Zahran, Mathaniya, menilai Zahran menjadi 'semakin radikal setelah mendengarkan pandangan Daulah Islamiyah (nama lain ISIS) di internet'.

Dalam salah satu videonya di masa lalu, Zahran terdengar menyatakan: "Anda tidak akan punya waktu mengevakuasi jasad-jasad yang meledak. Kita akan tetap mengirimkan mereka yang menghina Allah, ke neraka."

Dalam salah satu insiden tahun 2017, pengikut Zahran kedapatan menyerang seorang pria dengan parang. Beberapa orang terkait Zahran, termasuk ayah dan salah satu saudaranya, ditangkap polisi. Zahran berhasil lolos dan sempat menghilang.
Pada Desember 2017, masjid yang didirikan Zahran merilis pemberitahuan bahwa mereka telah mengusirnya. Thaufek, sahabat Zahran, mengambil alih kepemimpinan masjid. "Kami sendiri yang mendepak dia keluar, yang mungkin membuatnya sulit menerima," ucapnya.

Tahun 2018, sejumlah patung Buddha di kota Mawanella, yang berjarak 5 jam perjalanan dari Kattankudy, dirusak. Zahran bersembunyi di area pegunungan dekat Mawanella setempat. "Dia berceramah soal membunuh orang-orang. Ini bukan Islam, ini adalah kekerasan," sebut AGM Anees, imam masjid kecil yang ada di area itu.

Zahran kembali menghilang setelah itu. Laporan-laporan soal pandangan radikal Zahran telah disampaikan kepada otoritas Sri Lanka dalam beberapa tahun terakhir. Namun tidak ada langkah konkret yang diambil. Hingga akhirnya pada Minggu (21/4) waktu setempat, Zahran diyakini memimpin serangan bom ke sejumlah target.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena memastikan Zahran tewas dalam ledakan di Hotel Shangri-La yang menjadi salah satu target serangan. Jamaah Tauhid Nasional (NTJ) yang dipimpin Zahran diyakini ada di balik rentetan bom itu. NTJ diyakini dibantu oleh jaringan internasional dalam aksinya. 
(ISIS) telah mengklaim bertanggung jawab atas rentetan bom itu. Wajah Zahran muncul dalam video yang dirilis ISIS pada Selasa (23/4) yang menunjukkan delapan pengebom di Sri Lanka. Namun tidak diketahui pasti hubungan antara Zahran dan ISIS. Penyelidikan pun terus berlanjut.

No comments